Feb 21, 2018

Beef Satay dan Ayam Betutu

Beef Satay


Sejarah

Pada awalnya, para warok di kota Ponorogo menggunakan tusuk lidi  ataupun dari potongan bambu untuk pengganti sendok atau grapu sebagai media untuk makan sate, tetapi ada yang masih mempertahankan dengan menggunakan sebuah lidi sebagai tusuk sate, karena pada kala itu masyarakat belum mengenal sendok sejenisnya.

Tradisi memakan daging ayam yang di tusuk dengan pilhan bambu baru diketahui pada abad 15 oleh Batara Katong selaku bupati Ponorogo yang pertama, hingga saat ini potongan daging sate Ponorogo dipotong memanjangkan dan dibuat dengan cara primitif di bandingakan sate lainnya,.

Selain itu menggunakan bumbu kacang, dimana bumbu kacang juga di gunakan pada Pecel makanan keseharian khas Ponorogo, bahkan Ponorogo saat ini merupakan penghasil kacang terbaik yang selalu menjadi jujukan belajar pertanian daerah lain seperti bondowoso, maluku, kalimantan, kulonprogo, tasikmalaya, sumatera dan lainnya.

Banyak masyarakat biasa Ponorogo yang tidak membuat sate, karena takut akan tekanan para warok yang tidak boleh meniru tata cara kehidupan warok saat itu, sehingga kegiatan memakan daging ayam dengan cara di tusuk begitu tertutup di kalangan biasa, hingga pada akhirnya kalahnya ki Ageng Surya Alam oleh pihak Majapahit dan Demak dilakukannya pengamatan kehidupan para masyarakat ponorogo terutama kalangan warok.

Pada kunjungan Harya Jaran Panoleh adik batara Katong dari Madura ke kota Ponorogo, Di mulailah pengembangan resep dan pembuatan sate dengan cita rasa khas Madura, dari sinilah Sate mulai dikenal secara luas. Selengkapnya Sate Madura.

Datangnnya kolonial Belanda di Nusantara membawa berbagai kebudayaan barat, seperti menggunakan Sendok dan Garpu saat makan yang memudahkan untuk makan dan para pribumi masih menggunakan tangan.

Para Ulama menggunakan Sate sebagai media perlawanan anti Belanda terlebih paska perang Dipenogoro, sehingga tren makan sate dikalangan rakyat pada pertengahan abad ke 18 hingga ke awal abad 19 serta menjadi tradisi pada kalangan Islam pada hari raya idul Adha, hal ini menjadi bukti dilakukannya perang secara politik terhadap belanda.

Lalu dari mana kata Sate? Kata Sate sendiri dari bahasa Jawa yaitu "Sak Beteng" (Tulisan: Sak Biting) yang berarti satu tusuk, karena sebenarnya tusuk sate pada awalnya menggunakan dari lidi. Namun ada yang menyimpulkan lain yaitu kata "Sak Set" yang berarti satu set atau satu paket, mengingat biasanya satu paket sate terdiri dari 10 tusuk.

Bambu yang dikecilkan hingga ke seukuran batang lidi dipilih karena lebih kokoh dan kuat saat melalui proses pembakaran dibandingkan lidi sendiri maupun jenis-jenis kayu lainnya, terlebih bambu lebih mudah dibentuk.

Macam - macam Sate yang ada di Indonesia

1. Madura

Sate yang berasal dari Madura, Jawa Timur ini merupakan sate jenis yang paling populer di Indonesia. Sate Madura terbuat dari daging ayam atau kambing dengan bumbu kacang yang manis yang terbuat dari campuran bawang putih, bawang goreng, kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan, kemiri, dan garam. Sate ayam biasanya dihidangkan dengan bumbu kacang, sementara sate kambing dihidangkan dengan kecap manis ditambah irisan bawang merah, tomat, dan cabe rawit.

Sate Madura sering dimakan dengan nasi putih, lontong, atau ketupat. Selain itu sering ditambahkan dengan acar mentimun, wortel, bawang merah dan cabe rawit. Sate ini paling sering ditemukan di berbagai daerah di warung pinggir jalan.

2. Padang

Hidangan sate asli Padang dan daerah sekitarnya di Sumatera Barat ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang direbus dengan bumbu, lalu dipanggang. Ciri utama dari sate padang adalah dari saus kuah kuning/oranye kental yang terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk kari, dan garam.

Sate ini biasa dimakan dengan tambahan ketupat dan keripik singkong balado pedas. Sate Padang sendiri ada dua jenisnya yaitu sate Padang Pariaman dan Padang Panjang, yang berbeda dalam rasa saus bumbu kuningnya. Nah, ini juga sate yang tidak kalah populernya dengan sate Madura karena mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya di Padang saja.

3. Ponorogo

Jenis sate berikutnya berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur. Sate ini terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap, lalu disajikan dengan bumbu kacang dan sambal dengan irisan bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Uniknya, dalam setiap tusuk sate Ponorogo hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang, berbeda dengan sate biasanya yang terdiri atas 4-5 potong daging. Sebelum dipanggang, daging ayam direndam dalam kecap manis dan bumbu lalu di “bacem” agar bumbunya meresap. Kemudian dihidangkan dengan lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya untuk mengipasi arang.

4. Tegal

Sate dari daerah Tegal terkenal dengan sate kambing muda yang baru berumur di bawah lima bulan. Sate ini dijuluki dengan nama sate “balibul” (baru lima bulan). Sate dipanggang dalam satuan kodi, yang terdiri atas dua puluh tusuk, dan tiap tusuk terdapat  dua potong daging, satu potong lemak dan satu lagi potongan daging. Sate yang dipanggang di atas bara arang ini dipanggang hingga hampir matang atau matang sekali.

Anda juga dapat minta satenya dipanggang tidak terlalu matang. Jika anda tidak ingin lemak, potongan lemak dapat diganti oleh hati, jantung, atau ginjal kambing. Biasanya daging ini tidak dibumbui sebelum dipanggang namun tetap menghasilkan rasa gurih alami. Sate tegal disajikan dengan kecap manis yang diencerkan dengan air panas, ditambah irisan cabai, bawang merah, tomat hijau, dan nasi putih, dengan taburan bawang goreng. Rasa manis dari daging muda akan menciptakan rasa yang berbeda di lidah sehingga bikin ketagihan.

5. Ambal

Sate yang berasal daerah Ambal, Kebumen, Jawa Tengah ini berbahan dasar daging ayam kampung. Daging ayam yang telah dipotong direndam bumbu selama dua jam agar meresap. Keunikan dari sate ambal adalah bumbunya bukanlah bumbu kacang, melainkan tempe tumbuk yang dicampur cabe dan aneka bumbu lainnya. Sate ini biasanya dimakan dengan ketupat.

6. Blora

Sate dari daerah Blora yang terbuat dari daging dan kulit ayam ini potongannya lebih kecil dari sate lainnya. Sate blora dimakan dengan bumbu kacang, nasi, dan sup dari santan.

7. Banjar

Jenis sate yang populer di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini terbuat dari fillet ayam bagian paha. Fillet ayam sebelumnya dilumuri dengan bumbu lalu dipanggang dan disajikan dengan bumbu pecel dan ketupat.

8. Makassar

Sate yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang dibumbui saus yang terbuat dari belimbing. Jadi rasanya asam dan pedas. Tidak seperti sate lainnya, sate Makassar dihidangkan tanpa bumbu. Setelah dibumbui dan dibakar, sate langsung bisa disantap.

9. Buntel

Sate khas Kota Solo atau Surakarta, Jawa Tengah  terbuat dari cincangan daging sapi atau kambing (terutama bagian perut atau iga). Daging kemudian dibungkus selaput membran daging (lemak) dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini cukup besar, mirip dengan kebab Timur Tengah. Setelah dipanggang di atas bara arang, sate ini kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu disajikan dengan kecap manis dan merica. Benar-benar mirip isian kebab, ya!

10. Lilit

Sate lilit berasal dari Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang, bisa daging sapi, ayam, ikan, babi, atau kura-kura. Berbeda dengan sate biasa yang terdiri dari potongan daging kecil, sate lilit berasal dari daging cincang yang dicampur kelapa parut, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica.  Kemudian dibungkus melilit dengan tusukan bambu pipih, batang tebu, atau batang serai, lalu dipanggang di atas bara arang. Rasanya berbeda dengan sate daging biasa namun tetap lezat.

11. Pusut

Sate pusut berasal dari Pulau Lombok. Terbuat dari campuran daging cincang (sapi, ayam, atau ikan), kelapa parut, dan bumbu. Campuran ini kemudian dililitkan membungkus tusukan dan dipanggang dengan bara arang. Mirip dengan sate lilit Bali namun tidak ditambah santan didalamnya.

12. Ampet

Sate ini juga hidangan sate dari Pulau Lombok. Bedanya sate ampet terbuat dari jeroan sapi dan daging sapi dengan bumbu yang sangat pedas. Bumbunya adalah campuran santan dan bumbu.

13. Maranggi

Sate Maranggi adalah sate khas Sunda yang ditemukan di Purwakarta, Cianjur, dan Bandung, Jawa Barat. Sate ini terbuat dari daging ayam, sapi dan kambing. Bumbu sate ini dibuat dari bumbu khusus, yaitu pucuk bunga kecombrang dan tepung ketan. Kecombrang memberikan aroma dan rasa yang seperti mentol. Sate ini dihidangkan dengan ketan (jadah) atau nasi putih. Nah, sate ini yang saya suka karena rasanya segar! Namun agak sulit juga menemukan sate maranggi di luar daerah Jawa Barat.

Cara Mengolah / Membuat Sate

Bahan :
1.  500 gram daging sapi has dalam, dipotong kotak
2.  150 ml kecap manis
3.  150 gram kacang tanah kupas, disangrai, dicincang halus
4.  2 sdm air asam jawa (dari 1 sdr asam jawa dan 2 sdm air)
5.  5 sdm minyak goreng

Bumbu halus :
1.  10 butir bawang merah
2.  2 siung bawang putih
3.  3 cm lengkuas
4.  1/4 sdt jintan
5.  1 sdt garam
6.  1/2 sdt merica
7.  60 gram gula merah, disisir halus
8.  2 sendok teh ketumbar
9.  3 buah cabai merah keriting

Rahasianya:
untuk membuat daging sapi menjadi lembut dan empuk, pergunakan buah nenas muda "mengkal" atau daun pepaya yang tua. Caranya campurkan buah nenas muda yang sudah dipotong-potong kecil-kecil dengan daging sapi yang telah dipotong kotak-kotak selama kurang lebih 3 jam, angkat dan bersihkan daging dari sisa-sisa buah nenas. Maka daging akan terasa lembut dan empuk tidak liat jika dimakan. Menggunakan daun pepaya tua sama juga, tapi untuk daun pepaya yang telah diremas2 harus diendapkan bersama daging selama satu malam.

Cara membuat/memasak Sate :
Aduk rata daging sapi, bumbu halus, kecap manis, kacang tanah, air asam jawa dan minyak goreng.
Diamkan selama kurang lebih 2 jam.
Tusuk-tusuk daging satu persatu di tusuk sate yang telah dipersiapkan.
Bakar sate sambil dioles sisa bumbu sampai matang.


Ayam Betutu
Ayam Betutu

adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh kabupaten di Bali. Salah satu produsen betutu adalah desa Melinggih, kecamatam payangan kabupaten Gianyar. Ayam betutu juga merupakan makanan khas Gilimanuk. Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual.

Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tetapi juga tamu manca negara yang datang ke Bali, khususnya pada tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah makan atau restoran. Betutu tidak tahan disimpan lama.Be-Tutu merupakan jenis makanan tradisional daerah Bali yang bahan mentahnya berupa karkas utuh itik dan ayam. Kata betutu berasal dari kata tunu yang berarti bakar dan dirangkai dengan kata be yang berarti daging.

Berdasarkan uraian tersebut betutu berarti daging yang dibakar. Ayam betutu merupakan jenis lauk pauk yang dibuat dari daging ayam yang telah dibersihkan kemudian dibalurkan bumbu khas Bali yang dikenal dengan base genep di seluruh permukaan tubuh daging ayam dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam rongga abdomennya. Daging ayam yang telah dibumbui tersebut kemudian direbus atau langsung dibakar hingga menghasilkan aroma yang khas. Aroma khas yang muncul disebabkan karena adanya pemanasan yang menyebabkan air dan lemak daging berantai pendek ikut menguap. Semakin banyak uap yang dihasilkan, semakin kuat dan enak aromanya.

Menurut tradisi Bali, ayam betutu biasanya disajikan pada saat upacara adat seperti odalan, otonan, maupun perkawinan. Akan tetapi, sekarang makanan ini sudah menjadi kuliner khas Bali yang sekarang menjadi daya tarik wisatawan dan sudah dijual di berbagai tempat kuliner di Bali. Bahan yang diperlukan untuk membuat ayam betutu terdiri dari satu ekor ayam yang sudah dibersihkan bagian dalamnya, bumbu genep, bumbu wewangenan, garam, dan minyak kelapa. base genep merupakan bumbu khas Bali yang terdiri dari bawang merah, kencur, kemiri, bawang putih, kunyit, lengkuas, jahe, laos, cabai rawit, serai, gula merah, terasi, daun limau, daun salam, dan minyak kelapa. Sedangkan bumbu wewangenan terdiri dari merica hitam, merica putih, cengkeh, pala, tabia bun, ketumbar, kemiri, menyan, jangu, bangle, dan kulit jeruk purut.

Proses pembuatan ayam betutu dimulai dengan menghaluskan base genep dan wewangenan kemudian ditumis hingga harum. Selanjutnya ayam dibersihkan dari bulu, jeroan, paruh, dan kulit kaki yang keras dikelupas. Panaskan air dengan sedikit bumbu, daun salam, daun limau, dan batang serai yang telah dimemarkan. Ayam direbus ke dalam air hingga tiga per empat matang kemudian diangkat. Setelah diangkat, base genep dimasukkan ke dalam perut ayam dan sebagian base genep yang dicampurkan dengan minyak tandusan dibalurkan di seluruh permukaan tubuh ayam.

Ayam yang telah dibumbui kemudian sedikit diremas-remas agar ayam menjadi lunak dan dibungkus dengan daun pisang atau kelopak daun pinang untuk selanjutnya dimasukkan ke bara api. Bara api tidak boleh terlalu besar dan proses pemasakan di bara api kurang lebih 1 jam. Ayam betutu kemudian disajikan dengan cara dibelah pada bagian perut hingga daerah tempat tembolok, kemudian kedua belah dada ditarik ke samping.

Satu paket ayam betutu biasanya dihidangkan bersama dengan sambal matah, kacang dan sayur. kandungan zat gizi ayam betutu yaitu kadar air sebesar 60,87%, kadar abu sebesar 1,84%, kadar protein sebesar 14,69%, kadar lemak 1,27% dan kadar karbohidrat sebesar 21,33%.
Bahan-bahannya:

1 Ekor Ayam yang masih segar
100 Gram Daun singkong rebus dan potong kecil-kecil
Minyak Goreng

Bumbu-bumbunya:
10 Buah Bawang Merah
3 Siung Bawang Putih
4 buah cabe merah dan cabe rawit
4 buah kemiri
1 cm lengkuas, jahe
1 batang serai
1 sendok makan bubuk pala
2 cm kencur
Garam secukupnya.

Cara memasak Ayam betutu
1.      Haluskan semua bumbu dan campur dengan garam
2.      setelah itu tumis bumbu dengan minyak goreng, lumuri ayam dengan bumbu tersebut dan campurkan potongan daun singkong dengan bumbu aduk merata dan masukan kedalam belahan tubuh ayam tersebut.
3.      Kukus ayam dengan balutan daun singkong sampai matang, angkat dan bakar ayam saat masih dibungkus daun singkong.

Sources:
http://masaksate.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-sate-indonesia.html
https://resepkoki.id/2017/02/17/13-jenis-sate-khas-daerah-indonesia/
https://anekaresepmasakanibuku.blogspot.co.id/2015/09/resep-rahasia-sate-daging-sapi-lembut.html
http://makananjalan.blogspot.co.id/2015/05/ayam-betutu-makanan-khas-bali.html

0 komentar:

Post a Comment