Mar 22, 2018

Coto Makassar dan Gudeg

Coto Makassar

Hidangan coto makassar ini, dalam aliran modern digolongkan sebagai hidangan sup. Bila dalam tradisi sejarah masyarakat Eropa yang muncul pada era sebelum revolusi industri di Inggris, sup disandingkan dengan roti sebagai pengganjal perut di malam hari. Maka Coto Makassar juga telah menjadi makanan bagi para pengawal kerajaan untuk mengisi perut di subuh hari sebelum bertugas dipagi harinya.

Coto Makassar pun dianggap hambar bila tak diiringi dengan ketupat atau burasa. Keenakan menikmati coto makassar tak terlepas pula dari tradisi peramuaanya yang secara khusus diolah dalam kuali tanah yang disebut: korong butta atau uring butta dan dengan rampah patang pulo (40 macam rempah) yang terdiri dari kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli, sere yang ditumbuk halus, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah, ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, daun bawang, daun seldri, daun prei, lombok merah, lombok hijau, gula talla, asam, kayu manis, garam, papaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk membersihkan jerohan.

Khasnya rasa dari kentalnya coto Makassar dari ramuan rempahnya yang juga berfungsi sebagai penawar zat kolesterol yang terdapat dalam hati, babat, jantung, limpah dsb. Rasa khas inilah yang menurut dugaan bahwak keberadaan soto babat dari Madura, soto Tegal, soto Betawi, terinspirasi dari coto makassar karena dahulu dibawa oleh para pelaut kedaerah tempa tsoto yang lain berada sehingga diduga bahwa coto Makassar itu “lebih tua” dari pada soto di persada Nusantara ini.
Resep Coto Makassar atau Coto Mangkasara makanan enak asli nusantara merupakan masakan khas Makassar, Sulawesi Selatan. Masakan ini terbuat dari jeroan sapi yang direbus dalam waktu yang lama dengan racikan bermacam bumbu.

Sangat mudah mengenali kuliner ini karena sudah populer di berbagai daerah dan sangat enak disantap dengan aneka bahan yang disajikan beserta kuahnya yang hangat. Berikut resep bikin Coto Makassar beserta cara memasaknya.

RESEP COTO MAKASSAR
 Bahan dan Bumbu :
•500 gram daging sapi, cuci bersih
•500 gram jerohan dan hati sapi, cuci bersih
•2½ liter air cucian beras, bilasan terakhir
•250 gram kacang tanah sangrai, buang kulit ari, haluskan
•5 batang serai, memarkan
•2 ruas lengkuas, memarkan
•2 cm jahe, memarkan
•5 lembar daun salam
•minyak untuk menumis
Haluskan :
•10 butir bawang merah
•8 siung bawang putih
•1 sdm ketumbar sangrai
•½ sdt jintan putih
•½ sdm merica
•garam secukupnya

RESEP SAMBAL TAUCO :
•1 sdt garam
•1 sdt gula pasir
•150 ml air
•minyak untuk menumis
Haluskan :
•5 butir bawang merah
•3 siung bawang putih
•5 buah cabai merah keriting
•10 buah cabai rawit
•2 sdm tauco
Penyajian :
•irisan daun seledri
•irisan daun bawang
•bawang goreng untuk taburan
•jeruk nipis
•sambal tauco
•nasi lepat atau ketupat

CARA MEMBUAT COTO MAKASSAR :
1.Rebus daging, jeroan dan hati dengan air cucian beras. Masukkan serai, lengkuas, jahe dan daun salam. Masak hingga matang lalu angkat dan tiriskan. Potong dadu daging dan jerohan atau sesuai selera. Sisihkan.
2.Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Angkat dan masukkan ke dalam air rebusan daging. Tambahkan kacang tanah halus, masak hingga mendidih.
3.Siapkan mangkuk saji, tata potongan daging, jeroan dan hati lalu tuangkan kuahnya. Taburi irisan seledri, daun bawang dan bawang goreng.
4.Sajikan dengan perasan air jeruk nipis dan sambal tauco.

CARA MEMBUAT SAMBAL TAUCO :
1.Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum.
2.Tambahkan garam, gula, dan air, masak hingga mendidih.


GUDEG

Gudeg (ejaan bahasa Jawa,  gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan.  Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:
·         Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
·         Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
·         Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih.


HISTORY
Sebagian besar orang hanya mengetahui gudeg berasal dari Yogyakarta. Sejatinya gudeg mengalami perjalanan sejarah yang panjang sebelum menjadi ikon kuliner Yogyakarta.
Diungkapkan Murdijati Gardjito yang telah menerbitkan sebuah buku berjudul "Gudeg Yogyakarta", sejarah gudeg di Yogyakarta dimulai bersamaan dengan dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok yang ada di daerah Kotagede pada sekitar tahun 1500-an.
"Saat pembangunan kerajaan Mataram di alas Mentaok, banyak pohon yang ditebang, dan di antaranya adalah pohon nangka, kelapa, dan tangkil atau melinjo," jelasnya.
Karena banyaknya buah nangka muda (gori), kelapa, dan daun tangkil (melinjo), akhrinya mendorong para pekerja untuk membuat makanan dari bahan-bahan tersebut. Untuk memenuhi makan para pekerja yang jumlahnya begitu besar, nangka muda yang dimasak jumlahnya juga sangat banyak.
Bahkan untuk mengaduknya atau dalam bahasa Jawa disebut hangudekharus menggunakan alat menyerupai dayung perahu. Dari proses mengaduk (hangudeg) ini makananan yang diciptakan dari nangka muda ini disebut gudeg.
Selain itu, gudeg juga tercatat dalam karya sastra Jawa Serat Centhini. Diceritakan di dalamnya, pada tahun 1600-an Raden Mas Cebolang tengah singgah di pedepokan Pengeran Tembayat yang saat ini berada di wilayah Klaten.
Di sana Pengeran Tembayat menjamu tamunya yang bernama Ki Anom dengan beragam makanan dan salah satunya adalah gudeg.

Bahan-bahan
1 mangkuk nangka muda rebus
1 ruas lengkuas
2       daun salam
1 daun jeruk
1 sereh
2 butir gula jawa (sy ukuran kecil)
1/2 bungkus santan (sy kara)
Secukupnya air
Secukupnya garam
Secukupnya penyedap (bila suka)
Bumbu Halus ;
3 bawang putih
6 bawang merah
1 sdt ketumbar
2-3 kemiri

Langkah
1.     Tata didasar panci ; daun salam, daun jeruk, lengkuas, sereh, gula jawa, bumbu halus.
2.     Masukkan nangka muda
3.     Masukkan santan dan air setinggi nangka/merendam nangka
4.     Masak dengan api kecil, beri garam, penyedap.
5.     Jgan lupa sesekali di koreksi rasa, masak sampai air menyusut kalau belum empuk boleh tambah air dan masak lgi smpai menyusut


Sources:
https://beritagar.id/artikel/piknik/mengulik-sejarah-dan-ciri-coto-makassar
http://makassar.tribunnews.com/2017/09/29/mengenal-lebih-dalam-coto-makassar-intip-sejarahnya
https://www.jpnn.com/news/sejarah-dan-rahasia-di-balik-kenikmatan-coto-makassar
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/03/sejarah-di-balik-ketenaran-gudeg

0 komentar:

Post a Comment